Selasa, 07 Februari 2012

The Boy and The Girl

"Sasa!" Brad Pitt memegang tangan Sasa erat.
"Cukup Brad! Aku udah capek! Ashton Kutcher lebih tulus menyayangiku!"
"Tapi aku tulus, sa..." Brad Pitt memelas. Hujan semakin deras mengguyur mereka, dinginnya malam belum bisa meredakan panas hati Sasa.
"Oh ya? Coba kalau aku jatuh miskin nanti, masihkah kamu mencintaiku? Aku tau kamu mencintaiku karna rumahku 3, aku punya pulau pribadi, dan aku pulang pergi naik helikopter!" Sasa tidak dapat menahan air matanya.
"Sa...." Brad Pitt tidak sanggup berkata-kata lagi. Bibirnya bergetar kedinginan. "jangan pergi..."
"Nggak bisa Brad!" Sasa menampik tangan Brad Pitt yang masih menggenggam tangannya.
"Satu lagi," Sasa melanjutkan, "umur kita terlampau jauh."
"Tapi Ashton nggak njamin bikin kamu bahagia!"
"Aku bahagia Brad, asal tidak bersamamu..."
"Sasa, aku mohon..." Brad mulai setengah berlutut. Kakinya lemas, ia belum sanggup ditinggal gadis yang paling disayanginya itu.
"Selamat tinggal, Brad. Aku harus pergi. Surat dari Taylor Lautner dan Robbert Pattinson belum kubalas sampai hari ini. Mereka mungkin sekarang sedang berkelahi menunggu jawabanku dari 23 hari yang lalu."


Sasa berjalan dengan mantap. Brad ambruk sambil menatap Sasa yang pergi menjauh ditelan malam.


"Hidupku akan semakin sulit," batin Brad.


--------------------------------------------------------------------------------


jadi baru terbongkar semuanya, ternyata mantan bendahara kelas kita ini, kalo lagi bosen, sukanya bikin cerpen narsis kaya gini. pas dia mau bikin lagi dia bilang "pemeran e sopo yo.... hmm sab ae!" karna wedi dibikinin yang aneh-aneh, keluarlah ide cemerlang, "plis. lawan maenku pasha ungu ae. yoh, kon ngerti lah maksud ceritaku yaopo +cling+" "oke, ambek sopo maneh? cek seru titik." "robbert pattinson ae lah." jadilah cerita ini, luebih narsis =))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar